Evaluasi Lingkungan Eksternal
Sebelum kita mengevaluasi lingkungan
eksternal ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu lingkungan. Nah
apa itu lingkungan?
Lingkungan merupakan salah satu faktor
terpenting untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Setiap
perusahaan perlu menganalisis lingkungan bisnis untuk menentukan tujuan,
sasaran dan strategi yang akan diambil agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Lingkungan terbagi menjadi dua yaitu:
1.
Lingkungan Eksternal (Lingkungan luar Perusahaan)
2.
Lingkungan Internal (Lingkungan dalam Perusahaan)
Pembagian kedua lingkungan tersebut lebih
didasarkan pada besarnya pengaruh perusahaan terhadap lingungan-lingkungan
tersebut.
Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan yang bebradadi luar perusahaan di mana perusahaan
tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapanya (uncontrolable) sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja
semua perusahaan dalam industri tersebut (Agustinus S.W, 1996:47)
Sedangkan satu lingkungan yang lain adalah Lingkungan Internal yang merupaka
analisis intern perusahaan dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan dari tiap-tiap divisi (Agustinus S.W, 1996:47)
A.
LINGKUNGAN MAKRO
Analisis lingkungan bisnis bertujuan untuk
mencoba mengidentifikasi peluang usaha bisnis yang perlu segera kita laksanakan
dan disisi lain juga untuk mengetahui ancaman bisnis yang perlu diwaspadai
sehingga manajemen dapat menentukan keputusan yang tepat atau strategi yang
tepat. Analisis lingkungan bisnis terdiri dari dua komponen pokok, yaitu
analisis lingkungan makro dan lingkungan industri.
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan
berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasi
perusahaan, lingkungan makro terdiri dari LE PEST C yaitu Legal (hukum),
Ekologi (ecological), Politik (political), Ekonomi (economic), Sosial (social),
Teknologi (technological) dan Kompetitif (competitive).
·
Karakteristik Lingkungan Makro
Hampir
semua penyusunan strategik memperhatikan lingkungan makro karena manajemen
bahwa lingkungan makro sangat berpengaruh terhadap kegagalan atau keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menganalisis lingkungan makro
bukanlah hal yang mudah karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang
khas.
Pertama,
lingkungan makro tidak memiliki batas(boundlessness). Meskipun secara umunm
terdiri dari LE PEST C namun detail dari masing-masing lingkungan sangatlah
luas. Masing-masing memiki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai
aspek manajemen fungsional.
Kedua,
lingkungan makro hanya memberikan sinyal yang lemah kepada manajemen. Jarang
ditemukan sinyal perubahann yang transparan karena kecenderungan perubahan baru
dapat dilihat dalam jangka panjang dan kadang bertolak belakang. Manajemen
perlu mencari sumber informasi di luar yang formal dan resmi atau jika perlu
manajmen perlu memiliki sumber informasi dari pusat pengambilan keputusan
kebijakna lingkungan makro (insider source).
Ketiga,
lingkungan makro tidak dapat dikendalikan. Manajemen tidak memilki kendali
manajerial terhadap besaran dan arah perubahan lingkungan makro sehingga
manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap limgkunga makro dan
menyesuiakan dengan perubahan lingkungan bisnis.
Berikut
adalah penjelasan detail mengenai LE PEST C yaitu hukum (legal), Ekologi
(ecological), Politik (political), Ekonomi (economic), Sosial (social),
Teknologi (technological) dan Kompetitif (competitive).
Analisis Lingkungan Hukum (legal)
Mulai dari bagian ini dijelaskan tentang
detail masinng-masing lingkungan makro sesuai dengan urutan LE PEST C
Analisis lingkungan ini berkaitan dengan perundang-undangan yang bersangkutan
dengan hukum ekonomi. Usahawan dan masyarakat pada umumnya melecehkan peran
etika bisnis. Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidakjelasan dan
ketidakpastian usaha. Hal ini menimbulkan sebagian pengusaha mencari cara agar
dapat merebut pangsa pasar karena tidak adanya batasan tentang besarnya pangsa
pasar yang biasanya diatur dalam Hukum Persaingan Ekonomi. Di samping itu
kurang mandirinya fungsi hukum menyebabkan banyak usahawan terkesan selalu
berusaha untuk mencari celah untuk memperoleh keuntungan bisnis.
Jadi
lemahnya pranata hukum ekonomi ini justru memberikan efek yang menguntungkan
bagi perusahaan.
Analisis Lingkungan Politik (political)
Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki
pengaruh yang riil terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang
ditimbulkannya. Mekanisme di pasar pada negara sedang berkembang kurang bekerja
secara penuh dan transparan.Perusahaan dan dan pemerintah mempunyai hubungann
yang saling menguntungkan karena pemerintah pasti memerlukna perusahaanuntuk
pemenuhan kebutuhan penyerapan tenaga kerja, prasarana dasar dan peningkatan
pembayaran pajak. Untuk itu manajemn hendaknya mencari potensi perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan tersebut dan jika berhasil maka tawar menawar perusahaan
akan meningkat. Sumber dana dan pasar terbesar di negara sedang berkembang
adalah pemerintah, sehingga manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor beikut
ini.
a. Ideologi Negara
Ideologi
negara yang dianut oleh suatu negara memiliki peran besar dalam intervensi
ekonomi. Di negara sedang berkembang membuat pemerintah tak sepenuhnya
menerapkan tata ekonomi pasar akibatnya operasi perusahaan menjadi terbatas.
Tidak semua sektor ekonomi dibuka unutk swasta tetapi masih tetap dipegang oleh
negara. Disaat yang bersamaan, perusahaan nasional hampir dipastikan juga
mempunyai beban tambahan apabila adanya perlakuan yang berbeda antara
perusahaan asing dan perusahaan nasional.
b. Stabilitas Politik
Ketidakpastian
politik menimbulkan ketidakpastian usaha di mana situasi ini tidak disukai oleh
pengusaha. Banyak pengusaha berhati-hati dan berfikir ulang untuk masuk ke
pasar karena keputusan politik tidak transparan dan keputusan urusan bisnis
berjalan lambat dan terkesan berbelit-belit.Situas politik yang tidak stabil
ini dapat memberi peluang kepada para pesaing untuk mematikan lawan.
c.
Lembaga Politik
Lembaga
politik modern di banyak negara sedang berkembnag belum sampai dalam tahap
kemandirian, akibatnya lembaga-lembaga tersebut belum mampu melakukan
artikulasi kepentingan pendukungnya.
Jika
semuanya telah tertata, banyaknya lembaga politik akan menciptakan kekuasaan
secara merata sehingga keputusan yang dibuat pemerintah tampak transparan dan
memberi perhatian yang cukup pada kepentingan berbagai kelompok tersebut. Namun
unutk mencapai keseimbangan masih cukup jauh untuk terwujud akibatnya masih
terdapat sentralisasi kekuasaan.
d.
Hubungan Internasional
Tata
ekonomi dunia kini dibangun atas dasar prinsip ekonomi pasar,sehingga banyak
negara sedang berkembang akan membangun kerjasama ekonomi dan politik dengan
negara-negara tersebut. Amerika Serikat sebagai sentral ekonomi dunia merupakan
sumber dana dan teknologi. Jika tak terjadi kerjasama yang berarti maka
ketergantungan terhadap keuangan, teknologi dan informasi akan terus berlanjut
membuat kemungkinan ekonomi negara sedang berkembang semakin terpuruk.
Industrialisasi negara sedang berkembang terhambat dan pasar nasional tak
tumbuh secara berarti.
Hubungan
internasional dapat membuka pasar baru karena adanya perjanjian perdagangan
perferensial sebagai akibat hubungan politik yang khas dan kental.
e.
Peran Pemerintah
Pemerintah
di banyak negara sedang berkembang memiliki kedudukan yang kuat, secara
ekonomis dan politik. Pemerintah juga memiliki kewenangan mempengaruhi tinggi
rendahnya halangan memasuki pasar. Pemerintah juga merupakan salah satu sumber
monopoli serta eksekutif pemerintah di negara sedang berkembang tak ragu-ragu
untuk melakukan intervensi keputusan hukum. Tinggi rendahnya bunga bank,
deposito maupun pinjaman tak sepenuhnya terlepas dari kendali pemerintah.
Pemerintah juga menentukan peran sebagai penentuan mitra kerja.
Analisis Lingkungan Ekonomi
Secara umum lingkungan ekonomi di negara maju dan di negara sedang
berkembang memiliki karakteristik yang berbeda.
a.
Sumber Daya Alam (SDA)
Negara
sedang berkembang biasanya memiliki SDA yang melimpah. Bahkan seringkali
dijadikan sebagai andalan ekspornya. Namun biasanya negara sedang berkembang
tidak mampu mengolahnya sehingga tidak mendapatkan nilai tambah ketika diekspor
dan ini sangat menguntungkan bagi negara-negara maju.
Semakin
besar peran SDA, manajemen diminta untuk semakin memperhatikan lingkungan
bisnis sekalipun kegiatan perusahaan sama sekali tak memilki kaitan langsung.
b.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Kebanyakan
negara sedang berkembang mempunyai jumlah tenaga kerja yang banyak namun tenaga
terdidik cukup jarang, hal ini yang membuka peluang bagi perusahaan unutk
mendapatkan keunggulan komparatif (comparative advantage) yakni berupa murahnya
biaya tenaga kerja. Ini memberi manfaatbagi perusahaan yang menetapkan strategi
biaya memimpin (low cost leadership).
Sedikitnya
tenaga kerja yang terdidik dan berpengalaman berpengaruh pada pemilihan
teknologi dan proses produksi serta pengelolaan personalia. Pemilihan teknologi
yang bersifat canggih harus disesuaikan dengan tingkat keahlian tenaga kerja
lokal yang ada. Pelatihan menjadi penting , khususnya dalam masa permulaan
operasi (startup). Di samping itu, manajemen harus secara tetap memberikan
insentif materi dan non-materi yang cukup agar tenagakerja yang terlatih tidak
meninggalkan perusahaan dan tertarik untuk bekerja di perusahaan lain.
c.
Modal Domestik
Rendahnya
pendapatan memiliki implikasi rendahnya daya beli efektif. Lemahnya pranata
keuangan menyebabkan sulitnya melakukan mobilisasi dana. Tingginya inflasi akan
memiliki akibat pada banyak aspek dari manajemen fungsional, terutama keuangan
dan pemasaran. Perencanaan usaha sulit dilakukan karena sulit diprediksi.
Disisi lain perusahaan dapat memperoleh laba besar jika berani berspekulasi.
Penetapan harga harus hati-hati karena berkaitan dengan “replacing cost” dari barang yang dijual, jika keliru perusahaan
akan mengalami laba illusif dan dekapitalisasi.
d.
Cadangan Devisa
Defisit
neraca perdagangan biasanya terjadi pada negara sedang berkembang. Hal ini
disebabkan karena aliran devisa yang diekspor tidak cukup untuk keperluan
devisa yang digunakan untuk impor. Kadang-kadang cadangan devisa yang dimiliki
negara sedang berkembang juga berflukuasi sangat tajam karena ketergantungannya
pada sedikit jenis barang yang dieskpor. Fluktuasi cadangan devisa menyebabkan
sulitnya melakukan perencanaan. Overvalued dan undervalued nilai mata uang
mempengaruhi struktur biaya dan daya saing perusahaan.
Langkanya
cadangan devisa menyebabkan pemerintah memperketat kran impor. Akibatnya,
perusahaan tak dapat leluasa lagi mengimpor barang modal, teknologi dan bahan
baku yang dibutuhkan.
Analisis Lingkungan Sosial (social)
Apakah anda tahu bagaimana seorang manajer dikatakan berhasil? Ya,
seorang manajer yang berhasil diperlukan syarat kemampuan untuk melakukan
penyesuaian (adjusment) dengan lingkungan budayalokal tempat operasi
perusahaan. Budaya, nilai, sikap dan perilaku yang menjadi karakter dan pedoman
sekelompok orang berpengaruh signifikan bagi manajemen. Oleh sebab itu,
manajemen hendaknya mampu mengidentifikasi parameter dan mengembang
sensitifitas budaya, mengerti implikasi manajerial yang ditimbulkan.
a.
Srtuktur dan Dinamika Sosial
Struktur
sosial di negara sedang berkembang adalah vertikal sehingga berjenjang.
Hubungan berlapis-lapis ini juga ditandai oleh adanya unsur paternalistik dan
juga sangat formal. Struktur sosial yang kaku dan tertutup juga mempengaruhi
desain organisasi dan proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan berjalan searah, otokratik, tidak bersifat partisipatif dan tertutup.
b.
Presepsi tentang Manusia
Manusia dipandang sebagai entitas yang
dipenuhi dengan sifat serba baik. Akan tetapi di negara sedang berkembang
sifat-sifat manusia yang melekat tersebut dipandang sebagai sesuatu yang
melekat terus menerus dan tidak dapat dirubah. Masyarakatnya juga memandang
diri sendiri tidakpunya kemampuan yang cukup, bhakan tak memiliki keberanian
untuk memanfaatkan alam dan lingkungan sekitarnya.
Kepercayaan pada tinggi rendahnya derajat
elemen baik dan buruk mempengaruhi pelaksanaan fungsi pengawasan manajemen.
Karena memandang orang sebagai entitas yang baik dan terpercaya maka ada
kecenderungan menerapakan sisti, pengawasan yang lemah agar karyawan dapat mengeksplor
dan berkreasi tanpa dibatasi.
c.
Ruang dan Waktu
Waktu dipandang sebagai faktor produksi yang
melimpah dan tak terbatas (infinite). Hal ini menyebabkan belum adanya sikap
dan prilaku kesadaran tentang waktu, dan selalu berorientasi ke belakang. Sikap
terhadap waktu mempengaruhi proses perumusan perencanaan perusahaan. Mereka
tidak melihat bahwa sesuatu perlu direncanakan dan bukan sesuatu yang sia-sia.
Jika pemikiran ini tetap dipegang maka masyarakat akan anti pada perubahan
karena perubahan diartikan selalu berjalan seiring dengan resiko. Kurang
sadarnya akan waktu akan mempengaruhi manajemen waktu dan jadwal.
Ruang selalu dianggap sebagai hak milik
pribadi oleh kebanyakan orang. Jika dikaitkan dengan interaksi sosial, sikap
terhadap ruang akan mempengaruhi lay-out kantor maupun pabrik yang akan disusun
serba mempribadi.
d.
Agama
Agama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap sikap dan perilaku pemeluknya. Agama juga berfungsi sebagai salah satu
determinan keabsahanpolitik, khususnya dalam hal legimitasi kekuasaan. Agama
dapat memiliki imlpikasi terbentuknya pola kerja, komunikasi sosial dan
preferensi produk. Agama juga sebagai bahan pertimbangan boleh atau tidaknya
barang tesebut dikonsumsi, sehingga menyebabka timbulnya permintaan produk
spesifik berdasarkan karakteristik barang maupun waktu. Oleh karena itu, agama
juga sering dijadikan salah satu pertimbangan pengambilan keputusan pemasaran
barang.
Analisis Lingkungan Teknologi
Revolusi teknologi belum terjadi disebagian
besar negara sedang berkembang, paling tidak masih dalam tahapan yang paling
dini. Penelitian dasar belum banyak dilakukan karena biaya cukup besar dan
bersifat jangka panjang. Industri di negara sedang berkembang pada umunya belum
menggunakan teknologi canggih, kecuali pada beberapa industri besar dan modern
biasanya juga terpusat pada sektor ekonomi tertentu.
Manajer di negara sedang berkembang
dihadapkan pada keputusan untuk memilih teknologi yang tepat dengan
memperhatikan penyesuaian sengan lingkungan bisnis. Terbuka kemungkinan unutk
tidak berjalan seiring dengan sifat faktor endowment
yang dimiliki. Teknologi yang biasanya bersifat labor saving bertentangan dengan tersediannya tenaga kerja yang
melimpah.
Analisis Lingkungan Kompetitif
Analisis
ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui detail pesaing kita. Analisis
lingkungan kompetitif dapat meliputi analisis posisi pesaing, kekuatan dan
kelemahan pesaing, prosentase pangsa pasar. Analisis ini bertujuan agar
perusahaan dapat merencanakan strategi yang terbaik agar dapat mengatasi
pesaing dnan tidak kalah dengan pesaing.
Tinggi rendahnya persaingan dapat dilihat dari jumlah pesaing, besarnya
ukuran dan kekuatan pesaing, tingkat pertumbuhan industri, halangan yang tinggi
dari lingkungan industri dan biaya tetap yang relatif tinggi.
ekologinya mana?!
ReplyDelete