Tuesday, 9 February 2016

Evaluasi Lingkungan Eksternal




Evaluasi Lingkungan Eksternal
            Sebelum kita mengevaluasi lingkungan eksternal ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu lingkungan. Nah apa itu lingkungan?
Lingkungan merupakan salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Setiap perusahaan perlu menganalisis lingkungan bisnis untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi yang akan diambil agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Lingkungan terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Lingkungan Eksternal (Lingkungan luar Perusahaan)
2.      Lingkungan Internal (Lingkungan dalam Perusahaan)
Pembagian kedua lingkungan tersebut lebih didasarkan pada besarnya pengaruh perusahaan terhadap lingungan-lingkungan tersebut.
Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan yang bebradadi luar perusahaan di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapanya (uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut (Agustinus S.W, 1996:47)
Sedangkan satu lingkungan yang lain adalah Lingkungan Internal yang merupaka analisis intern perusahaan dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi (Agustinus S.W, 1996:47)


A.    LINGKUNGAN MAKRO

Analisis lingkungan bisnis bertujuan untuk mencoba mengidentifikasi peluang usaha bisnis yang perlu segera kita laksanakan dan disisi lain juga untuk mengetahui ancaman bisnis yang perlu diwaspadai sehingga manajemen dapat menentukan keputusan yang tepat atau strategi yang tepat. Analisis lingkungan bisnis terdiri dari dua komponen pokok, yaitu analisis lingkungan makro dan lingkungan industri.
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasi perusahaan, lingkungan makro terdiri dari LE PEST C yaitu Legal (hukum), Ekologi (ecological), Politik (political), Ekonomi (economic), Sosial (social), Teknologi (technological) dan Kompetitif (competitive).


·         Karakteristik Lingkungan Makro
Hampir semua penyusunan strategik memperhatikan lingkungan makro karena manajemen bahwa lingkungan makro sangat berpengaruh terhadap kegagalan atau keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menganalisis lingkungan makro bukanlah hal yang mudah karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang khas.
Pertama, lingkungan makro tidak memiliki batas(boundlessness). Meskipun secara umunm terdiri dari LE PEST C namun detail dari masing-masing lingkungan sangatlah luas. Masing-masing memiki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek manajemen fungsional.
Kedua, lingkungan makro hanya memberikan sinyal yang lemah kepada manajemen. Jarang ditemukan sinyal perubahann yang transparan karena kecenderungan perubahan baru dapat dilihat dalam jangka panjang dan kadang bertolak belakang. Manajemen perlu mencari sumber informasi di luar yang formal dan resmi atau jika perlu manajmen perlu memiliki sumber informasi dari pusat pengambilan keputusan kebijakna lingkungan makro (insider source).
Ketiga, lingkungan makro tidak dapat dikendalikan. Manajemen tidak memilki kendali manajerial terhadap besaran dan arah perubahan lingkungan makro sehingga manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap limgkunga makro dan menyesuiakan dengan perubahan lingkungan bisnis.
            Berikut adalah penjelasan detail mengenai LE PEST C yaitu hukum (legal), Ekologi (ecological), Politik (political), Ekonomi (economic), Sosial (social), Teknologi (technological) dan Kompetitif (competitive).

Analisis Lingkungan Hukum (legal)

Mulai dari bagian ini dijelaskan tentang detail masinng-masing lingkungan makro sesuai dengan urutan LE PEST C
Analisis lingkungan ini berkaitan dengan perundang-undangan yang bersangkutan dengan hukum ekonomi. Usahawan dan masyarakat pada umumnya melecehkan peran etika bisnis. Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidakjelasan dan ketidakpastian usaha. Hal ini menimbulkan sebagian pengusaha mencari cara agar dapat merebut pangsa pasar karena tidak adanya batasan tentang besarnya pangsa pasar yang biasanya diatur dalam Hukum Persaingan Ekonomi. Di samping itu kurang mandirinya fungsi hukum menyebabkan banyak usahawan terkesan selalu berusaha untuk mencari celah untuk memperoleh keuntungan bisnis.
Jadi lemahnya pranata hukum ekonomi ini justru memberikan efek yang menguntungkan bagi perusahaan.

Analisis Lingkungan Politik (political)

Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki pengaruh yang riil terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui  peluang dan ancaman bisnis yang ditimbulkannya. Mekanisme di pasar pada negara sedang berkembang kurang bekerja secara penuh dan transparan.Perusahaan dan dan pemerintah mempunyai hubungann yang saling menguntungkan karena pemerintah pasti memerlukna perusahaanuntuk pemenuhan kebutuhan penyerapan tenaga kerja, prasarana dasar dan peningkatan pembayaran pajak. Untuk itu manajemn hendaknya mencari potensi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan tersebut dan jika berhasil maka tawar menawar perusahaan akan meningkat. Sumber dana dan pasar terbesar di negara sedang berkembang adalah pemerintah, sehingga manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor beikut ini.

a.      Ideologi Negara

Ideologi negara yang dianut oleh suatu negara memiliki peran besar dalam intervensi ekonomi. Di negara sedang berkembang membuat pemerintah tak sepenuhnya menerapkan tata ekonomi pasar akibatnya operasi perusahaan menjadi terbatas. Tidak semua sektor ekonomi dibuka unutk swasta tetapi masih tetap dipegang oleh negara. Disaat yang bersamaan, perusahaan nasional hampir dipastikan juga mempunyai beban tambahan apabila adanya perlakuan yang berbeda antara perusahaan asing dan perusahaan nasional.

b.      Stabilitas Politik

Ketidakpastian politik menimbulkan ketidakpastian usaha di mana situasi ini tidak disukai oleh pengusaha. Banyak pengusaha berhati-hati dan berfikir ulang untuk masuk ke pasar karena keputusan politik tidak transparan dan keputusan urusan bisnis berjalan lambat dan terkesan berbelit-belit.Situas politik yang tidak stabil ini dapat memberi peluang kepada para pesaing untuk mematikan lawan.

c.              Lembaga Politik

Lembaga politik modern di banyak negara sedang berkembnag belum sampai dalam tahap kemandirian, akibatnya lembaga-lembaga tersebut belum mampu melakukan artikulasi kepentingan pendukungnya.
Jika semuanya telah tertata, banyaknya lembaga politik akan menciptakan kekuasaan secara merata sehingga keputusan yang dibuat pemerintah tampak transparan dan memberi perhatian yang cukup pada kepentingan berbagai kelompok tersebut. Namun unutk mencapai keseimbangan masih cukup jauh untuk terwujud akibatnya masih terdapat sentralisasi kekuasaan.

d.             Hubungan Internasional

Tata ekonomi dunia kini dibangun atas dasar prinsip ekonomi pasar,sehingga banyak negara sedang berkembang akan membangun kerjasama ekonomi dan politik dengan negara-negara tersebut. Amerika Serikat sebagai sentral ekonomi dunia merupakan sumber dana dan teknologi. Jika tak terjadi kerjasama yang berarti maka ketergantungan terhadap keuangan, teknologi dan informasi akan terus berlanjut membuat kemungkinan ekonomi negara sedang berkembang semakin terpuruk. Industrialisasi negara sedang berkembang terhambat dan pasar nasional tak tumbuh secara berarti.
Hubungan internasional dapat membuka pasar baru karena adanya perjanjian perdagangan perferensial sebagai akibat hubungan politik yang khas dan kental.

e.              Peran Pemerintah

Pemerintah di banyak negara sedang berkembang memiliki kedudukan yang kuat, secara ekonomis dan politik. Pemerintah juga memiliki kewenangan mempengaruhi tinggi rendahnya halangan memasuki pasar. Pemerintah juga merupakan salah satu sumber monopoli serta eksekutif pemerintah di negara sedang berkembang tak ragu-ragu untuk melakukan intervensi keputusan hukum. Tinggi rendahnya bunga bank, deposito maupun pinjaman tak sepenuhnya terlepas dari kendali pemerintah. Pemerintah juga menentukan peran sebagai penentuan mitra kerja.

Analisis Lingkungan Ekonomi

Secara umum lingkungan ekonomi di negara maju dan di negara sedang berkembang memiliki karakteristik yang berbeda.
a.              Sumber Daya Alam (SDA)

Negara sedang berkembang biasanya memiliki SDA yang melimpah. Bahkan seringkali dijadikan sebagai andalan ekspornya. Namun biasanya negara sedang berkembang tidak mampu mengolahnya sehingga tidak mendapatkan nilai tambah ketika diekspor dan ini sangat menguntungkan bagi negara-negara maju.
Semakin besar peran SDA, manajemen diminta untuk semakin memperhatikan lingkungan bisnis sekalipun kegiatan perusahaan sama sekali tak memilki kaitan langsung.

b.             Sumber Daya Manusia (SDM)

Kebanyakan negara sedang berkembang mempunyai jumlah tenaga kerja yang banyak namun tenaga terdidik cukup jarang, hal ini yang membuka peluang bagi perusahaan unutk mendapatkan keunggulan komparatif (comparative advantage) yakni berupa murahnya biaya tenaga kerja. Ini memberi manfaatbagi perusahaan yang menetapkan strategi biaya memimpin (low cost leadership).

Sedikitnya tenaga kerja yang terdidik dan berpengalaman berpengaruh pada pemilihan teknologi dan proses produksi serta pengelolaan personalia. Pemilihan teknologi yang bersifat canggih harus disesuaikan dengan tingkat keahlian tenaga kerja lokal yang ada. Pelatihan menjadi penting , khususnya dalam masa permulaan operasi (startup). Di samping itu, manajemen harus secara tetap memberikan insentif materi dan non-materi yang cukup agar tenagakerja yang terlatih tidak meninggalkan perusahaan dan tertarik untuk bekerja di perusahaan lain.

c.              Modal Domestik

Rendahnya pendapatan memiliki implikasi rendahnya daya beli efektif. Lemahnya pranata keuangan menyebabkan sulitnya melakukan mobilisasi dana. Tingginya inflasi akan memiliki akibat pada banyak aspek dari manajemen fungsional, terutama keuangan dan pemasaran. Perencanaan usaha sulit dilakukan karena sulit diprediksi. Disisi lain perusahaan dapat memperoleh laba besar jika berani berspekulasi. Penetapan harga harus hati-hati karena berkaitan dengan “replacing cost” dari barang yang dijual, jika keliru perusahaan akan mengalami laba illusif dan dekapitalisasi.

d.             Cadangan Devisa

Defisit neraca perdagangan biasanya terjadi pada negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan karena aliran devisa yang diekspor tidak cukup untuk keperluan devisa yang digunakan untuk impor. Kadang-kadang cadangan devisa yang dimiliki negara sedang berkembang juga berflukuasi sangat tajam karena ketergantungannya pada sedikit jenis barang yang dieskpor. Fluktuasi cadangan devisa menyebabkan sulitnya melakukan perencanaan. Overvalued dan undervalued nilai mata uang mempengaruhi struktur biaya dan daya saing perusahaan.
Langkanya cadangan devisa menyebabkan pemerintah memperketat kran impor. Akibatnya, perusahaan tak dapat leluasa lagi mengimpor barang modal, teknologi dan bahan baku yang dibutuhkan.

Analisis Lingkungan Sosial (social)

Apakah anda tahu bagaimana seorang manajer dikatakan berhasil? Ya, seorang manajer yang berhasil diperlukan syarat kemampuan untuk melakukan penyesuaian (adjusment) dengan lingkungan budayalokal tempat operasi perusahaan. Budaya, nilai, sikap dan perilaku yang menjadi karakter dan pedoman sekelompok orang berpengaruh signifikan bagi manajemen. Oleh sebab itu, manajemen hendaknya mampu mengidentifikasi parameter dan mengembang sensitifitas budaya, mengerti implikasi manajerial yang ditimbulkan.

a.               Srtuktur dan Dinamika Sosial

Struktur sosial di negara sedang berkembang adalah vertikal sehingga berjenjang. Hubungan berlapis-lapis ini juga ditandai oleh adanya unsur paternalistik dan juga sangat formal. Struktur sosial yang kaku dan tertutup juga mempengaruhi desain organisasi dan proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan berjalan searah, otokratik, tidak bersifat partisipatif dan tertutup.

b.               Presepsi tentang Manusia
Manusia dipandang sebagai entitas yang dipenuhi dengan sifat serba baik. Akan tetapi di negara sedang berkembang sifat-sifat manusia yang melekat tersebut dipandang sebagai sesuatu yang melekat terus menerus dan tidak dapat dirubah. Masyarakatnya juga memandang diri sendiri tidakpunya kemampuan yang cukup, bhakan tak memiliki keberanian untuk memanfaatkan alam dan lingkungan sekitarnya.
Kepercayaan pada tinggi rendahnya derajat elemen baik dan buruk mempengaruhi pelaksanaan fungsi pengawasan manajemen. Karena memandang orang sebagai entitas yang baik dan terpercaya maka ada kecenderungan menerapakan sisti, pengawasan yang lemah agar karyawan dapat mengeksplor dan berkreasi tanpa dibatasi.
c.                Ruang dan Waktu
Waktu dipandang sebagai faktor produksi yang melimpah dan tak terbatas (infinite). Hal ini menyebabkan belum adanya sikap dan prilaku kesadaran tentang waktu, dan selalu berorientasi ke belakang. Sikap terhadap waktu mempengaruhi proses perumusan perencanaan perusahaan. Mereka tidak melihat bahwa sesuatu perlu direncanakan dan bukan sesuatu yang sia-sia. Jika pemikiran ini tetap dipegang maka masyarakat akan anti pada perubahan karena perubahan diartikan selalu berjalan seiring dengan resiko. Kurang sadarnya akan waktu akan mempengaruhi manajemen waktu dan jadwal.
Ruang selalu dianggap sebagai hak milik pribadi oleh kebanyakan orang. Jika dikaitkan dengan interaksi sosial, sikap terhadap ruang akan mempengaruhi lay-out kantor maupun pabrik yang akan disusun serba mempribadi.
d.               Agama
Agama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku pemeluknya. Agama juga berfungsi sebagai salah satu determinan keabsahanpolitik, khususnya dalam hal legimitasi kekuasaan. Agama dapat memiliki imlpikasi terbentuknya pola kerja, komunikasi sosial dan preferensi produk. Agama juga sebagai bahan pertimbangan boleh atau tidaknya barang tesebut dikonsumsi, sehingga menyebabka timbulnya permintaan produk spesifik berdasarkan karakteristik barang maupun waktu. Oleh karena itu, agama juga sering dijadikan salah satu pertimbangan pengambilan keputusan pemasaran barang.

Analisis Lingkungan Teknologi

            Revolusi teknologi belum terjadi disebagian besar negara sedang berkembang, paling tidak masih dalam tahapan yang paling dini. Penelitian dasar belum banyak dilakukan karena biaya cukup besar dan bersifat jangka panjang. Industri di negara sedang berkembang pada umunya belum menggunakan teknologi canggih, kecuali pada beberapa industri besar dan modern biasanya juga terpusat pada sektor ekonomi tertentu.
Manajer di negara sedang berkembang dihadapkan pada keputusan untuk memilih teknologi yang tepat dengan memperhatikan penyesuaian sengan lingkungan bisnis. Terbuka kemungkinan unutk tidak berjalan seiring dengan sifat faktor endowment yang dimiliki. Teknologi yang biasanya bersifat labor saving bertentangan dengan tersediannya tenaga kerja yang melimpah.
Analisis Lingkungan Kompetitif
            Analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui detail pesaing kita. Analisis lingkungan kompetitif dapat meliputi analisis posisi pesaing, kekuatan dan kelemahan pesaing, prosentase pangsa pasar. Analisis ini bertujuan agar perusahaan dapat merencanakan strategi yang terbaik agar dapat mengatasi pesaing dnan tidak kalah dengan pesaing.
Tinggi rendahnya persaingan dapat dilihat dari jumlah pesaing, besarnya ukuran dan kekuatan pesaing, tingkat pertumbuhan industri, halangan yang tinggi dari lingkungan industri dan biaya tetap yang relatif tinggi.



1 comment: