Tuesday, 9 February 2016

Etika bisnis

BAB I PENDAHULUAN
I.         Pengenalan Etika Bisnis
Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Sebelum kita membahas tentang etika bisnis, perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang pengertian etika. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti : kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Menurut Drs. O. P. SIMORANGKIR  “etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik”.  Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran di sini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat,perusahaan dan individu. Etika pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’.
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip – prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dan perilaku. Etika bisnis yang baik merupakan salah satu pra-syarat bagi manajemen strategis yang baik; etika baik sama dengan binis yang baik! (Fred R. David, 2009 : 31). Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Etika telah berkembang di kehidupan masyarakat, jika kita dapat mempergunakannya dengan baik maka etika kita akan memberikan dampak yang positif terhadap bisnis kita dan perusahaan orang lain.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Selain itu, etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.

II.      Standar Etika
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a.       Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat member manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
b.      Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c.       Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

III.   Strategi Perusahaan dan Etika
Strategi merupakan pilihan pola tindakan atau rencana tentang apa yang ingin dicapai perusahaan dan hendak menjadi apa suatu organisasi di masa yang akan datang dengan mengintegrasikan tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan serta bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut dengan mengalokasikan sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi merupakan suatu kegiatan komprehensif yang menentukan petunjuk dan pengarahan yang kritis terhadap pengalokasian sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang organisasi. Dalam prakteknya pilihan strategi merupakan sesuatu yang kompleks dan tugas yang berisiko. Beberapa strategi organisasi diharapkan dapat menghadapi lingkungan yang kompetitif. Disini manajer merencanakan buaran kekuatan dan kelemahan organisasi dengan kesempatan dan ancaman di lingkungnya.
Tingkat Strategi Dalam Organisasi
Strategi seharusnya dapat mendukung pencapaian misi dan tujuan organisasi. Dalam pelaksanaannya mereka harus mengaplikasikannya pada berbagai tingkatan dalam organisasi dan memilih variasi strategi dengan baik. Berikut ini tiga tingkatan strategi yang dapat ditemukan dalam organisasi : strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.
a.       Strategi Korporasi
Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengendalikan kepentingan dan operasi perusahaan yang memiliki lebih dari satu lini usaha. Tujuan strategi korporasi mengarahkan pengalokasian sumber daya untuk perusahaan secara total. Keputusan strategi berhubungan dengan penggunaan sumber daya untuk melakukan akuisisi, pengembangan bisnis baru, kemitraan, operasi global atau pelepasan.
b.      Strategi unit bisnis
Strategi unit menyangkut kepentingan dan operasi bisnis unit tertentu. Secara khusus keputusan strategi unit bisnis meliputi pemilihan bauran produk, fasilitas lokasi atau teknologi baru dan sebagainya. Strategi ini berupaya menentukan pendekatan apa yang sebaiknya diambil unit bisnis itu untuk pasarnya dan bagaimana seebaiknya bisnis dilakukan dengan sumber daya dan kondisi pasarnya.
c.       Strategi tingkat fungsional
Strategi tingkat fungsional mengarahkan kegiatan dalam bidang fungsional (keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan, SDM, produksi) untuk beroperasi yang mendukung setiap unit bisnis.

Tabel 1.1
Tipe Strategi Alternatif
Definisi dan contoh Strategi Alternatif
Strategi
Definisi
Contoh di Tahun 2003
Integrasi kedepan
Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer
Pembuat boneka dan penjual barang melalui pos, Pleasant Co., baru saja membuat gerai ritel di
Manhattan
Integrasi kebelakang
Mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan
Mcdonald’s mengakuisisi
produsen gelas kertas
Integrasi horizontal
Mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing
Callaway golf mengakuisisi
top-flite Golf Company
Penetrasi Pasar
Meningkatkan pangsa pasar untuk
produk/jasa saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar
SABMiller Plc menghabiskan $500 juta tahun 2003 untuk
memasarkan bir merek Miller
Pengembangan Pasar
Memperkenalkan produk/jasa saat
ini ke area geografis yang baru
Maskapai penerbangan JetBlue menambahkan puluhan rute baru
Pengembangan Produk
Meningkatkan penjualan memlalui
perbaikan produk/jasa saat ini atau
mengembangkan produk/jasa baru
GM mengembangkan mobil bertenaga Hidrogen atau Pfizer mengembangkan pil anti merokok baru
Diversifikasi
Konsentrik
Menambahkan produk/jasa baru
yang masih berkaitan dengan
produk/jasa lama
Microsoft meluncurkan PC
pertamanya yang juga
berfungsi sebagai sarana
hiburan
Diversifikasi
Konglomerat
Menambahkan produk/jasa baru
yang tidak berkaitan dengan
produk/jasa lama
Penyewaan video Blockbuster mungkin akan mengakuisisi perusahaan pemasar langsung DVD dan musik, Columbia House
Diversifikasi
Horizontal
Menambahkan produk/jasa baru,
yang tidak berkaitan, kepada
pelanggn saat ini
Viacom mengakuisisi Comedy Central, saluran TV Cabel komedi yang dikenal dengan the man show dan the daily show
dari AOL
Retrenchment
Mengelompokkan ulang melalui
pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba
America West airlanes menutup hu-nya di Columbus, Ohio, dan
memecat 390 orang karyawannya
Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian
Perusahaan
ConocoPhilips menjual jaringan gerai circle K-nya kepad perusahaan kanada, alimentation Couche-Tard
Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, sepotong sepotong untuk nilai riilnya
Sprint melikuidasi divisi Web-hosting-nya
Sumber

1.      Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang bersama-sama disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing.
a.       Integrasi ke depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen. Strategi ini menyebabkan kekacauan di beberapa industri. Sebagai contoh, Dell Computer mulai menjalankan integrasi ke depan di tahun 2003 dengan membuat toko-di dalam-toko di Sears. Strategi ini melengkapi kios di mall milik Dell yang memungkinkan pelanggan untuk melihat dan mencoba computer Dell sebelum mereka membeli. Tidak satu pun dari kios di mall dan toko-di-dalam-toko milik Dell yang menyimpan persediaan komputer. Pelanggan akan tetap memesan Dell secara eksklusif melalui telepon atau internet yang merupakan secara historis membedakan Dell dengan perusahaan komputer lain.
Cara efektif mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). Sekitar 2000 perusahaan di kira-kira 50 industri yang berbeda di AS menggunakan waralaba untuk mendistribusikan produk dan jasa mereka. Bisnis dapat berekspansi secara cepat dengan waralaba karena biaya dan peluang tersebar di banyak individu. Berikut panduan kapan integrasi ke depan bisa menjadi strategi yang efektif:
a.       Ketika distributor perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
b.      Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat terbatas sehingga memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang berintegrasi ke depan.
c.       Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang bertumbuh dan diharapkan akan terus bertumbuh secara pesat, hal tersebut merupakan faktor pencetus karena integrasi ke depan menurunkan kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi jika industri dasarnya tidak stabil.
d.      Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru dalam mendistribusikan produknya sendiri.
e.       Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi.
f.       Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki margin laba yang tinggi
b.      Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Berikut ini panduan kapan integrasi ke belakang bisa dijadikan strategi yang efektif:
a)      Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
b)      Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
c)      Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.
d)     Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia dan modal untuk mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri.
e)      Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting.
f)       Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, ini mengisyaratkan bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri tersebut merupakan usaha yang menjanjikan.
g)      Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang dibutuhkan dengan cepat.
c.       Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber daya dan kompetensi. Berikut panduan kapan integrasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif:
a)      Ketika perusahaan bisa mendapatkan karakteristik monopolistik dalam area atau daerah tertentu tanpa ditentang oleh pemerintah atas upaya besar-besaran untuk mengurangi persaingan.
b)      Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang berkembang.
c)      Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar.
d)     Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi yang berkembang dengan sukses.
e)      Ketika pesaing kebingungan karena kurangnya keahlian atau memiliki kebutuhan atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.
2.      Strategi Intensif
Kelompok  strategi  ini  disebut  sebagai  strategi intensif  karena  mensyaratkan  berbagai  upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
a.       Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy
Strategi  ini  dijalankan  untuk  meningkatkan market  share dari  produk  yang  ada  saat  ini pada  pasar  yang  ada  saat  ini  melalui  usaha-usaha  pemasaran  yang  lebih  gencar. Strategi penetrasi  pasar  paling  sering  digunakan  dan  dikombinasikan  dengan  strategi lain.  Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan harga,  yaitu  melalui  antara  lain  menaikkan  jumlah  tenaga  penjualan, meningkatkan anggaran  iklan,  menawarkan  secara  gencar  berbagai  item  promosi penjualan,  atau  bahkan meningkatkan  aktivitas  publisitas.  Efektifitas  strategi penetrasi pasar  tergantung  pada beberapa faktor, antara lain:
1)      Pasar belum jenuh.
2)      Tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan.
3)      Market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik.
4)      Kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan kompetitif.
5)      Ada  korelasi  positif  signifikan  antara  kenaikan  penjualan  dengan  kenaikan  biaya pemasaran.
Contoh strategi penetrasi pasar (Market Penetration Strategy) :
1)        HM Sampoerna melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dan besar-besaran untuk produk rokok merk A- Mild Sampoerna.
2)        Coca-Cola  menerapkan  strategi  penetrasi  pasar  untuk meningkatkan  pangsa  pasar  dengan  melakukan  upaya pemasaran  yang  lebih  besar.  Untuk  mendukung  strategi tersebut,  Coca-Cola  berusaha  menciptakan  suatu  tren  dan membuat  iklan  yang  unik  dan  kreatif.  Sebagai  contoh nyatanya,  Cola-Cola  meluncurkan  iklan  ”Coca-Cola Brrrrrrr…”. Dilihat dari iklan ini, Coca-Cola ingin menciptakan suatu image bahwa dengan minum Coca-Cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.
b.      Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy
Memperkenalkan  produk  yang  ada  saat  ini  pada  pasar  baru  (new  market).  Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah  segmen  baru,  mengubah  dari  bukan  pemakai  menjadi  pemakai,  menarik pelanggannya  pesaing.  Beberapa  pedoman  yang  akan  membuat  strategi  pengembangan pasar efektif:
1)      Saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas bagus.
2)      Pasar belum jenuh.
3)      Ada kelebihan kapasitas produksi.
4)      Industri dasar menjadi global secara cepat.
Contoh pengembangan pasar (Market Development Strategy) :
a)        PT.  Carrefour  Indonesia membuka  berbagai  gerai  ritel barunya  di  berbagai  kota  besar  di  Indonesia.  Saat  ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia.
b)        PT.  Garuda  Indonesia  membuka  berbagai  rute penerbangan  baru  baik  domestik  maupun  mancanegara antara  lain  rute Jakarta-Tanjung  Karang,  Jakarta-Malang dan  Jakarta-Kendari  serta  Yogyakarta -  Singapore  dan Denpasar-Hong Kong.
c.       Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy
Merupakan  strategi  yang  dijalankan  untuk  menaikkan  penjualan  dengan  memperbaiki atau  memodifikasi  produk  yang  ada  saat  ini.  Menjalankan  strategi  ini  berarti  melibatkan pengeluaran  biaya  penelitian  dan  pengembangan  yang  besar.  Pedoman  yang  harus dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif adalah :
1)      Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk.
2)      Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat.
3)      Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing.
4)      Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat.
5)      Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan.
Contoh pengembangan produk (Product Development Strategy) :
1)        PT.  Unilever  Indonesia  mengembangkan  produk  Pepsodent dengan beberapa varian.
2)        PT.  TELKOM  telah  melakukan  pengembangan  pelayanan, dari  jasa  PSTN  menuju  hingga  jasa  Narrowband  ISDN  dan Intelligent Networks. 
3.      Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.
a.       Diversifikasi Konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan, secara umum disebut diversifikasi konsentrik atau terfokus. Dell computer menjalankan diversifikasi konsentrik dengan memproduksi dan memasarkan elektronik untukkonsumen seperti televise layar datar dan MP3 player. Juga, Dell baru-baru ini membuka took untuk mengunduh music secara online. Ini adalah contoh strategi diversifikasi konsentrik untuk Dell, karena perusahaan melihat bisnis PC menjadi lebih terikat dengan bisnis hiburan karena keduanya menjadi lebih digital. Berikut adalah panduan kapan diversifikasi konsentrik bisa menjadi bisnis efektif:
1)      Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau tumbuh lambat.
2)      Ketika penambahan produk yang baru, tetapi berkaitan, akan secara signifikan mendorong penjualan produk saat ini.
3)      Ketika produk yang baru, tetapi berkaitan, dapat ditawarkan pada harga yang sangat kompetitif.
4)      Ketika produk baru, tetapi berkaitan, memiliki tingkat penjualan musiman yang menyeimbangkan puncak dan lembah penjualan yang dimiliki organisasi saat ini.
5)      Ketika produk perusahaan saat ini berada pada tahap penurunan dari siklus hidup produk.
6)      Ketika perusahaan memiliki tim manajemen yang kuat.
b.      Diversifikasi Horizontal
Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, untuk pelanggan saat ini disebut diversifikasi horizontal. Strategi ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih dikenal dengan pelanggan saat ini. Berikut strategi kapan diversifikasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif:
1)      Ketika pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa perusahaan saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk yang tidak berkaitan.
2)      Ketika suatu organisasi bersaing dalam industry yang sangat kompetitif dan atau tidak tumbuh, seperti diindikasikan oleh hasil dan margin laba industri yang rendah.
3)      Ketika jalur distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan prosuk baru ke pelanggan saat ini.
4)      Ketika produk baru memiliki pola penjualan dengan produk perusahaan saat ini.
c.       Diversifikasi Konglomerat
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, disebut diversifikasi konglomerat. Berikut enam panduan kapan diversifikasi konglomerat bisa menjadi strategi efektif:
1)      Ketika industri dasar perusahaan mengalami penurunan penjualan dan laba.
2)      Ketika perusahaan memiliki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing di industri baru.
3)      Ketika perusahaan memiliki peluang untuk membeli bisnis yang tidak berkaitan yang merupakan peluang investasi yang menarik.
4)      Ketika ada sinergi keuangan antara perusahaan pembeli dan yang dibeli.
5)      Ketika pasar produk perusahaan saat ini sudah jenuh.
6)      Ketika tuduhan tindakan monopoli dapat dikenakan terhadap perusahaan yang secara historis berfokus pada satu industri
General Elektrik (GE) merupakan perusahaan terbaik yang didiversifikasi secara ketat, GE membuat lokomotif, bola lampu, pabrik-pabrik daya, dan kulkas, GE Mengelola lebih banyak kartu kredit daripada American Express, GE memiliki pesawat yang lebih komersil dibanding American Airlines.
4.      Strategi Defensif
a.       Retrechment
Retrechement terjadi jika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan kas dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Retrechment didesain untuk memperkuat kompetensi dasar organisasi yang unik. Selama retrenchment, penyusunan strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, media. Retrenchmentdapat melibatkan penjualan tanah dan gedung untuk meningkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup pabrik yang tua dan kuno, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan menetapkan system kontrol pengeluaran.
Berikut panduan kapan retrenchment bisa menjadi strategi yang efektif:
1)      Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang uni tetapi gagal untuk mencapai tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.
2)      Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di industry.
3)      Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah, moral karyawan yang rendah, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja.
4)      Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang ekternal, meminimalkan ancaman ekternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal sepanjang waktu.
5)      Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam waktu cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal besar-besaran.
b.      Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment  untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.
Berikut panduan kapan strategi divestasi bisa menjadi strategi yang efektif:
1)      Ketika perusahaan telah melakukan retrechement dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diharapkan.
2)      Ketika sebuh divisi tidak cocok dengan keseluruhan organisasi.
3)      Ketika tindakan antimonopoli pemerintah mengancam perusahaan
c.       Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai rill disebut likuidasi. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional.
Berikut ini panduan kapan divestasi bisa menjadi strategi efektif:
1)      Ketika perusahaan menjalankan strategi retrechment dan divestasi, dan tidak satu pun yang berhasil.
2)      Ketika alternatif bagi perusahan hanyalah kebangkrutan.
3)      Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian dengan menjual aset-aset perusahaan.
Dari beberapa strategi di atas, etika bisnis yang dapat diterapkan dalam organisasi bisnis yaitu etika individu pemimpin, etika para pegawai, dan etika organisasi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yang meliputi :
1.      Etika organisasi bisnis terhadap konsumen, seperti promosi harus jujur, produk yang dijual sesuai dengan kemasan yang tertulis.
2.      Etika organisasi bisnis dengan karyawan, seperti penggajian dilakukan secara transparan, promosi karyawan dilakukan secara terbuka dan saat dilakukan PHK harus diberi pesangon.
3.      Etika antar organisasi bisnis (pesaing), seperti tidak melakukan penyerobotan tenaga kerja, melakukan persaingan secara sehat dan promosi tidak saling menjatuhkan.
4.      Etika organisasi bisnis dengan investor, seperti tidak menerbitkan saham atau obligasi fiktif.
5.      Etika organisasi bisnis dengan lembaga-lembaga, seperti tidak menghindari pembayaran pajak, dan tidak menyalah gunakan ijin yang telah diberikan lembaga.


IV.   Etika dan Pelaku Bisnis
Dalam suatu bisnis, terdapat beberapa pelaku bisnis yaitu :
1.      Lingkungan Bisnis
Lingkungan Bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis suatu organisasi atau perusahaan. Lingkungan bisnis terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal misalnya tenaga kerja, modal, bahan baku, peralatan, dll. Sedangkan lingkungan eksternal misalnya konsumen, pemasok, pemerintah, kreditor, publik/masyarakat, dll.
2.      Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah yang memiliki tujuan bersama. Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (proses interaktif).
3.      Individu
Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari/diperoleh dari hasil interaksi dengan teman, famili, kenalan. Dalam bekerja, individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap hasil pekerjaannya dengan menjaga kehormatan profesinya. Bahkan beberapa profesi memiliki kode etik tertentu dalam pekerjaan. Seperti misalnya, dokter, apoteker, bankir.

Berikut ilustrasi dari beberapa pelaku bisnis tersebut:
Lingkungan Bisnis
Filosofi Moral Individu
Perilaku
Organisasi
 










Sumber : Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan)
Gambar 1.1
Murti Sumarni, John Soeprihanto, 1999 : 24
Keterangan :
Individu yang memiliki filosofi moral dalam bekerja akan berperilaku etis dan bertanggung jawab terhadap hasil pengerjaannya. Jika individu berperilaku seperti itu maka organisasi akan berperilaku etis terhadap individu dengan memberikan upah yang sesuai dengan kinerjanya.
Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan pada suatu dilema yang menekannya, seperti misalnya harus mengejar kuota penjualan, menekan ongkos-ongkos, peningkatan efisiensi dan bersaing. Di pihak lain eksekutif  perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap lingkungan bisnis seperti publik dan konsumen agar kualitas produk terjaga dan harga produk terjangkau. Di sini nampak terdapat dua hal yang bertentangan harus dijalankan misalnya, menekan ongkos dan efisiensi tetapi harus tetap meningkatkan kualitas produk. Eksekutif perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan. Apabila organisasi mempunyai etika bisnis yang baik maka lingkungan bisnis juga akan bertindak baik juga. Sebagai contoh, konsumen akan selalu setia terhadap perusahaan.
Dalam bekerja, individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap hasil pekerjaannya dengan menjaga kehormatan profesinya. Bahkan beberapa profesi memiliki kode etik tertentu dalam pekerjaan. Seperti misalnya, dokter, apoteker, banker. Kode etik ini dapat digunakan untuk menjaga hubungan dengan lingkungan bisnis. Jika individu dapat menjaga kode etik tersebut maka lingkungan bisnis (masyarakat) akan menghormati individu tersebut. Perilaku yang dilakukan oleh ketiga pelaku bisnis tentu saja harus bersifat etis sehingga saling menguntungkan satu sama lain.



V.      Etika dan Pelestarian Lingkungan
Pada umumnya, masalah etika selama ini hanya dipahami sebatas pengaruh perilaku manusia terhadap manusia lainnya. Baik teori deontologi (teori kewajiban), teori teleologi (teori konsekuensi/ akibat), maupun teori otonom (kepercayaan kepada Tuhan, kekuatan transendental, potensi tak terbatas), semuanya lebih banyak menyorot etika dari sudut pandang manusia sebagai satu-satunya pusat pertimbangan moral, yang menurut istilah Frankena disebut sebagai moral patient (dalam Alois A. Nugroho, 2001).
Secara deontologis, perilaku etis hanya dilihat dari sudut pandang manusia, yaitu sejauh mana setiap orang menghargai, mempertimbangkan, memelihara, dan memberdayakan umat manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Secara teleologis, perilaku etis juga hanya menyorot kepentingan umat manusia dilihat dari konsekuensi atau akibat dari setiap keputusan dan tindakan manusia terhadap manusia lainnya. Teori teleologi melihat sejauh mana keputusan dan tindakan tersebut menguntungkan atau merugikan manusia lainnya. Secara teonomis, pemaknaan ajaran agama juga dilihat semata-mata dari sudut pandang manusia sebagai pusat perhatian, dalam hubungannya antara manusia dengan Tuhan atau kekuasaan tak terbatas, dan sejauh mana umat manusia telah beriman dan menaati perintah-perintah Tuhan sebagaimana diwahyukan dalam setiap kitab suci dalam upaya mencapai kehidupan bahagia di surga.
Etika tentang peleestarian lingkungan adalah hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan-baru mulai disadari pada paruh kedua abad ke-20, bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan bisnis modern dengan dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesadaran ini mulai muncul setelah ada indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi global yang ditulang punggungi oleh perusahaan-perusahaan raksasa berskala global (perusahaan-perusahaan multinasional) telah mulai mengancam eksistensi bumi. Industri modern memberikan kemakmuran material yang tak tertandingi sepanjang sejarah, namun juga menciptakan ancaman-ancaman lingkungan yang menakutkan baik bagi kita dan juga generasi-generasi berikutnya. Teknologi yang memungkinkan kita memanipulasi dan mengendalikan alam ternyata juga mencemari lingkungan dan dengan cepat menghabiskan persediaan sumber daya. Sebagaimana dikatakan oleh Bertens (2001), pertumbuhan ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan lingkungan hidup, yaitu :
a.    Akumulasi Bahan Beracun
Sudah bukan rahasia lagi bahwa pabrik – pabrik yang berdiri selama ini umumnya membuang limbahnya ke dalam saluran – saluran yang pada akhirnya mengalir ke sungai – sungai dan laut. Berbagai kasus pencemaran air akibat limbah beracun sering kali muncul di media massa sehingga sudah menjadi berita biasa saja.
b.    Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah akibat efek rumah kaca. Hawa panas yang diterima bumi dari sinar matahari terhalang dan terperangkap tidak dapat keluar dari atmosfer bumi tersebut, di antaranya berupa karbon dioksida(CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrogen dioksida (NOx) dan chloro-fluoro-carbon (CFC).
Gas polutan penyebab pemanasan global sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara), yang saat ini masih menjadi sumber energi terbesar di dunia untuk industri, transportasi, dan keperluan rumah tangga. Gas metana berasal dari pembakaran sampah kota dan CFC yang banyak digunakan untuk penyejuk ruangan (AC), kulkas, industri plastik, dan sebagai gas pendorong pada aerosol.
c.    Perusakan Lapisan Ozon
Kegunaan lapisan ozon bagi bumi dan seluruh isinya adalah untuk melindungi semua kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari. Ada laporan bahwa bukan saja terjadi penipisan lapisan ozon, tetapi juga telah terjadi perobekan sehingga menimbulkan lubang pada bagian tertentu dari lapisan ozon tersebut. Penyebab utama dari kerusakan lapisan ozon ini adalah gas polutan yang disebut chloro-fluoro-carbon (CFC).
d.   Hujan Asam
Perlombaan pendirian pabrik – pabrik di banyak kawasan industri oleh hampir semua negara demi memacu pertumbuhan ekonomi tanpa disertai program pengendalian limbah asap telah mengakibatkan banyak volume asap hitam pekat yang terus menerus dimuntahkan dari cerobong – cerobong pabrik tersebut. Asap tebal yang berwarna hitam pekat ini kemudian menyatu dengan udara dan awan, yang pada gilirannya menurunkan hujan asam (acid rain) ke bumi di sekitar awan tersebut. Hujan asam ini ternyata sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Bila ini terus berlangsung, maka hujan itu dapat merusak hutan, mencemari air dan bahkan merusak bangunan – bangunan.
e.    Deforestasi dan Pengguguran
Hutan sebenarnya mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat besar untuk kepentingan lingkungan hidup dan untuk menjamin kelangsungan dan kelestarian bumi dan seluruh isinya. Fungsi dan kegunaan hutan antara lain menjadi unsur penting dalam mata rantai proses transformasi awan menjadi hujan; menjaga konservasi/reservoir air tanah; mencegah erosi; menyerap gas karbon dioksida sehingga mengurangi bahan polutan yang mencemari udara dan atmosfer bumi; konservasi beragam spesies flora dan fauna; sebagai sumber bahan makanan, minuman, obat-obatan, dan kebutuhan hidup lainnya baik yang sudah diketahui manfaatnya maupun yang belum; dan sekaligus membentuk mata rantai beragam kehidupan guna menunjang kesimbangan ekosistem. Hutan juga menghasilkan kayu, rotan dan jenis hasil hutan lainnya yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Mengetahui bahwa hutan menyimpan harta karun terpendam dan didukung oleh keserakahan umat manusia untuk mengumpulkan kekayaan, maka manusia dengan dukungan teknologi maju mulai berlomba – lomba memburu kayu dan berbagai jenis hasil hutan lainnya. Konsekuensi logis dari eksploitasi hutan tak terkendali ini adalah timbulnya penyempitan areal hutan serta perusakan hutan yang masih tersisa. Pengalihan lahan hutan untuk dijadikan areal perkebunan secara besar – besaran oleh para pemodal besar - apalagi pengalihan lahan dilakukan dengan cara membakar hutan demi alasan penghematan biaya – makin mempersempit areal hutan dan makin memperparah kerusakan hutan yang ada.
f.     Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodinersity) adalah keragaman berbagai bentuk dan jenis kehidupan di bumi ini. Keanekaan hayati ini di samping mencerminkan keindahan dan menunjukkan kekayaan alam, juga berfungsi sebagai unsur – unsur dalam mata rantai kehidupan yang membentuk satu kesatuan sistem kehidupan yang utuh, sekaligus menjaga keseimbangan alam sebagai suatu sistem.
Namun dengan terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemansan globaal, secara pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis kehidupan tertentu. Bahkan tidak mustahil jenis – jenis kehidupan tertentu telah punah di muka bumi.
Persoalan etika selama ini hanya dibahas sebatas hubungan dan pengaruh suatu keputusan dan tindakan seseorang terhadap orang lain. Dalam bahasa kebudayaan, paradigma (pola pikir) etika yang hanya berpusat kepada manusia disebut “antroposentrime”. Alois A. Nugroho (2001) mengatakan bahwa antroposentrisme merupakan suatu paradigma di mana kepekaan dan kepedulian yang pada dasarnya beranggapan bahwa hanya manusia dari semua generasi -termasuk generasi – generasi yang belum lahir – yang dianggap sebagai moral patients. Pola pikir seperti ini jelas mengabaikan faktor lingkungan di luar manusia, seperti : binatang, tumbuh-tumbuhan, cuaca, benda-benda tak bernyawa, dan sebagainya.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, berbagai isu lingkungan hidup tidak dapat lagi diabaikan bila ingin memahami dan menyadari bahwa perilaku manusia juga berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta seluruh isinya, bukan hanya menentukan keberadaan umat manusia saja. Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa paradigma (cara pandang/pola pikir) yang berkembang dalam memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.
1.      Etika kepentingan generasi mendatang, yang memandang bahwa suatu keputusan dan tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan umat manusia pada generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat manusia pada generasi-generasi mendatang. Pandangan ini sering dikaitkan dengan upaya manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam (tambang) yang sifatnya tidak dapat diperbarui (nonrenewable). Pandangan ini masih tergolong antroposentrisme karena suatu keputusan dan tindakan dalam mengelola sumber daya alam hanya dilihat dari sudut kepentingan manusia saja, sedangkan sumber daya alam atau lingkungan hanya bersifat instrumental; artinya hanya dilihat dalam konteks manfaat bagi umat manusia.
2.      Etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan saja dari sudut pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (flora, fauna, dan benda-benda bumi non-organisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan (ecosystem). Etika lingkungan biosentrismemperluas wilayah kesadaran, kepekaan, dan kepedulian umat manusia untuk memandang seluruh spesies, seluruh jenis kehidupan, dan seluruh benda yang ada di bumi dan alam semesta ini sebagai elemen yang semuanya mempunyai hak untuk hidup dan berada, terlepas dari ada tidaknya kegunaan dan keindahannya bagi manusia. Semua kehidupan dan benda di bumi mempunyai nilai intrinsik pada dirinya sendiri.
Walaupun etika lingkungan biosentris ini telah memperluas paradigma tentang etika sampai ke unsur nonmanusia, tetap saja terdapat perbedaan penafsiran tentang batasan dan lingkup elemen nonmanusia tersebut. Perbedaan penafsiran ini dapat dikemukakan antara lain:
a.       Yang dianggap sebagai nonmanusia sehingga dapat dianggap dan diperlakukan sebagai moral patients adalah binatang (fauna). Hal ini antara lain diungkapkan oleh G.J. Warnock dan Richard Rorty.
b.      Yang dianggap sebagai nonmanusia adalah seluruh jenis tumbuh-tumbuhan (flora) dan binatang (fauna). Hal ini antara lain diungkapkan oleh Albert Schweitzer.
c.       Yang dianggap sebagai nonmanusia adalah semua jenis binatang (fauna), tumbuh-tumbuhan (flora), dan benda-benda non-organisme. Hal ini antara lain diungkapkan oleh Charles Birch.
3.      Etika ekosistem (ecosystem) menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh ciptaannya (bumi dan seluruh isinya, sistem tata surya, sistem galaksi, dan sistem alam jagat raya) dianggap sebagai moral patients. Etika dalam hal ini dipahami dalam arti luas dan terpadu antara Pencipta dengan seluruh ciptaannya, mirip dengan teori etika Nafis yang mencakup: psiko etika, sosio etika, dan teo etika.

VI.   Tanggung Jawab Sosial dan Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis akan selalu berhubungan dengan masalah-masalah eika dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya dengan manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antarmanusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu “etika pergaulan bisnis”. Apabila dalam pergaulan antarmanusia akan terjadi pergaulan atau hubungan antara anak dengan orangtua, antara murid dengan gurunya, antara mahasiswa dengan dosennya, antara seseorang dengan tetangganya, dan antara pemakai jalan yang satu dengan pemakai jalan yang lainnya dan sebagainya. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain :
1.      Hubungan antara Bisnis dengan Langganan atau Konsumen
Hubungan ini merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan. Dalam hal mempertahankan pelanggan/konsumen sulit untuk dilakukan, tapi dengan etika pergaulan yang baik perusahaan dapat mempertahankan pelanggan. Tanggung jawab kepada pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produk. Dalam praktik tanggung jawab yang meliputi :
a.       Tanggung Jawab Produksi
Produk harus diproduksi dengan keyakinan menjaga keselamatan pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah kecelakaan karena salah dalam penggunaan dan adanya efek samping.
b.      Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan  tidak perlu melakukan strategi penjualan yang terlalu agresif atau iklan yang menyesatkan. Perlu survey kepuasan pelanggan, dimana yang bersangkutan diperlakukan sebagaimana mestinya.
Menjamin tanggung jawab sosial kepada pelanggan dapat dilakukan dengan cara :
a.       Menciptakan kode etik
Kode etik ini bertujuan untuk memberikan serangkaian petunjuk untuk kualitas produk.
b.      Memantau keluhan pelanggan
Perusahaan harus dapat mencari sumber-sumber keluhan dari pelanggannya. contohnya dengan menyediakan call center untuk dapat dihubungi oleh pelanggan.
c.       Umpan balik pelanggan
Meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atas barang/jasa yang mereka beli walaupun selama ini  tidak ada keluhan. Contohnya dengan menyebarkan kuisioner kepada pelanggan.
Pelanggan merupakan hal terpenting dalam perusahaan, karena pelanggan yang memakai produk perusahaan. Secara tidak langsung pelanggan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik terhadap pelanggan.
2.      Hubungan dengan Karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya.
Perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada karyawannya untuk meyakinkan atas rasa aman, perlakuan yang wajar dari karyawan lain dan kesempatan sama.
a.       Rasa aman para karyawan
Perusahaan harus dapat meyakinkan karyawan agar dapat merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Contoh dengan melakukan pengecekan mesin setiap hari, penggunaan peralatan safety dalam bekerja dan lain-lain.
b.      Perlakuan layak oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggung jawab meyakinkan dan menjamin para karyawan untuk dapat diperlakukan layak oleh karyawan lain. Dua kunci isu mengenai perlakuan terhadap karyawan adalah beraneka ragam etnis dan perlindungan terhadap pelecehan seksual.
c.       Kesempatan yang sama
Perusahaan tidak membeda-bedakan suku, ras, jenis kelamin, agama, ataupun negara untuk dapat menerima karyawan saat melamar/pada saat naik jabatan.
Untuk meyakinkan bahwa karyawan menerima perlakuan yang layak,  beberapa perusahaan  menciptakan prosedur keluhan untuk karyawan yang merasa bahwa mereka tidak diberi kesempatan yang sama. Keluhan ditangani oleh seseorang atau departemen/bagian/seksi yang ditunjuk perusahaan.
3.      Hubungan Antarbisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan pesaing, penyalur, grosir, pengecer, agen maupun distributor. Dalam kegiatan sehari-hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antarkeduanya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik. Sebagai contoh adalah adanya perebutan tenaga kerja ahli atau manajer profesional oleh para pengusaha, persaingan harga yang saling menjatuhkan dan sebagainya.
4.      Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan terutama yang akan atau telah “Go Public” haruslah menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian yang serius karena dewasa ini di Indonesia sedang mengalami lonjakan kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin jadi emiten yang akan menjual sahamnya (mengemisi sahamnya) kepada masyarakat. Di pihak lain masyarakat sendiri juga sangat berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang di emisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu, calon pemodal yang ingin membeli saham harus diberi informasi secara lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan go publik tersebut. Dalam hal ini, peranan pemerintah serta perusahaan penjamin emisi (pialang) sangat penting dalam hal memberikan informasi serta prospektus dari perusahaan yang menjual sahamnya di pasar bursa saham tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya manipulasi terhadap informasi tentang hal tersebut.
5.      Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan

Hubungan dengan lembaga keuangan terutama jawatan pajak, pada umunya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan finansial tersebut harus disusun secara baik dan benar, sehingga tidak terjadi kecenderungan ke arah penggelapan pajak. Keadaan tersebut merupakan tika pergaulan bisnis yang tidak baik. Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan alam, teknologi, ekonomi, sosial, budaya, pemerintah maupun masyarakat internasional. Bisnis yang menerapkan tanggungjawab sosial itu merupakan bisnis yang menjalankan etika bisnis, sedangkan bisnis yang tidak melaksanakan tangugungjawab sosial itu merupakan bisnis yang melaksanakan praktik bisnis yang tidak etis.

No comments:

Post a Comment