Tuesday, 9 February 2016

Penyusunan Strategik

A.    Penyusunan Strategik
Menurut (Thompson dan Strickland III,1990) Penyusunan manajemen strategi yang ideal adalah banyak memakan waktu atau “time-consuming”. Hal ini yang terjadi karena untuk mendapatkan hasil yang sempurna dari strategi yang ada dibutuhkan strategi pendukung yang terbaik dalam setiap proses yang terjadi. Oleh karena itu sebenarnya manajemen strategi sebagian besar adalah mengendalikan apa yang sedang terjadi, bukan mengembangkan atau memulai perubahan dalam strategi. Itu sebabnya mengapa ketrampilan manajemen strategi yang paling berharga adalah lebih pada pemahaman tentang kapan sesuatu itu harus dilakukan dibanding dengan tindakan perumusan strategi perubahan itu sendiri.
Setelah misi dan kondisi medan terpetakan, maka tinggal merencanakan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan. Penyusunan strategi organisasi dimulai dari analisis terhadap kondisi lingkungan, baik makro maupun mikro dan melihat prospeknya dimasa datang. Analisis lingkungan ini biasanya dimagsudkan untuk mengetahui kemampuan organisasi perusahaan dalam usaha mencapai hasil akhir yang telah di targetkan. Dengan demikian tujuan umum perusahaan (objektives) adalah merupakan “hasil akhir” , sedangkan strategi adalah “alat” yang dipergunakan untuk mencapai hal itu.
Pengertian strategi yang dimagsudkan dalam hal ini tidak lain adalah pola gerak organisasi dan berbagai pendekatan manajerial yang dipergunakan untuk mencapai tujuan umum sekaligus menerapkan missi organisasi. Oleh karenanya porsi terbesar dari perencanaan strategi organisasi biasanya akan meliputi tidak hanya berbagai pendekatan yang telah dilakukan saja tetapi juga praktek manajerial yang dinilai cukup baik untuk terus di kembangkan.
Strategi organisasi yang terus menerus “baru” atau sering mengalami perubahan menunjukan suatu tanda adanya ketidakstabilan pihak manajer dalam mengalami keputusan. Ketidakstabilan dalam mengambil keputusan. Ketidakstabilan dalam mengambil keputusan ini yang sering kali menimbulkan kekacauan dan kebingungan bagi anggota organisasi. Itu sebabnya mengapa perubahan mendasar dalam strategi organisasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada saat organisasi perusahaan menghadapi konjungtur perekonomian yang drastis.
Lebih lanjut, dalam banyak hal, memang penyusunan dan pemilihan alternatif strategi menghendaki adanya karakter yang kuat dari seorag manajer untuk bertindak sebagai seorang intrepeneur. Dalam artian bahwa seorang manajer dihadapkan pada situasi untuk memilih dari berbagai alternatif strategi dengan konsekuensi resiko yang harus ditanggungnya. Karakter yang uat sebagai seorang intrepeneur pada gilirannya akan membantu banyak manajerdalam menentukan strategi yang cocok, menjaga atau mempertahankan kapasitas organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan, dan akhirnya mengarahkan organisasi untuk dapat menghasilkan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Strategis
1.                  Penentuan Tujuan
Manajer atas memilih tujuan strategis. Pemilihan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anut manajer, disamping kekuatan dan kelemahan organisasi. Sedangkan tujuan itu mencangkup pernyataan umum tentang misi,magsud dan tujuan organisasi.

2.                  Analisa Lingkungan
Tujuan yang dipilih harus disesuaikan faktor-faktor yang membatasi yaitu faktor ekstern dan faktor internal ( kekuatan dan kelemahan perusahaan).

3.                  Menetapkan ukuran
Tujuan spesifik dengan ukuran tertentu dapat :
·                     Memudahkan cara mencapai
·                     Menjadik pendorong efektif
·                     Membantu manajemen bawah menyusun rencana
·                     Memudahkan pengukuran keberhasilan dan kegagalan
4.                   Membuat rencana unit
Setelah manajer atas secara tentatif merumuskan tujuan umum jangka panjang, maka manajer bawah menentukan tujuan unit untuk menyumbangkan tercapainya tujuan umun.
5.                  Pembandingan rencana unit dengan rencana strategis
Apabila ada perbedaan atau ketidakcocokan antara rencana/tujuan unit dengan tujuan dan rencana strategis.
6.                  Menutup perbedaan
Apabila ada perbedaan antara tujuan unit dengan tujuan strategis harus diadakan penyesuaian.



7.                  Memilih artenatif
Manajer mengadakan inventarisasi berbagai alternatif yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan, dan kemudian memilih salah satu alternatif yang terbaik.
8.                  Implementasi rencana
Alternatif yang terbaik akan menjadi rencana-rencana dan harus dirumuskan dengan jelas dan diperanci menjadi rencana kegiatan operasional untuk dilaksanakan.
9.                  Mengukur dan mengawasi kemajuan
Untuk itu diperlukan :
·                    Standar sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemajuan
·                    Umpan balik dari pelaksana untuk mengetahui hasil-hasilnya

·                    Berdasar standar melakukan penilaian terhadap hasil-hasil yang dicapai. 

No comments:

Post a Comment