A.
Penyusunan
Strategik
Menurut (Thompson dan Strickland III,1990) Penyusunan manajemen strategi
yang ideal adalah banyak memakan waktu atau “time-consuming”. Hal ini yang
terjadi karena untuk mendapatkan hasil yang sempurna dari strategi yang ada
dibutuhkan strategi pendukung yang terbaik dalam setiap proses yang terjadi.
Oleh karena itu sebenarnya manajemen strategi sebagian besar adalah
mengendalikan apa yang sedang terjadi, bukan mengembangkan atau memulai
perubahan dalam strategi. Itu sebabnya mengapa ketrampilan manajemen strategi
yang paling berharga adalah lebih pada pemahaman tentang kapan sesuatu itu
harus dilakukan dibanding dengan tindakan perumusan strategi perubahan itu
sendiri.
Setelah misi dan kondisi medan
terpetakan, maka tinggal merencanakan langkah-langkah tindakan yang akan
dilakukan. Penyusunan strategi organisasi dimulai dari analisis terhadap
kondisi lingkungan, baik makro maupun mikro dan melihat prospeknya dimasa
datang. Analisis lingkungan ini biasanya dimagsudkan untuk mengetahui kemampuan
organisasi perusahaan dalam usaha mencapai hasil akhir yang telah di targetkan.
Dengan demikian tujuan umum perusahaan (objektives) adalah merupakan “hasil
akhir” , sedangkan strategi adalah “alat” yang dipergunakan untuk mencapai hal
itu.
Pengertian strategi yang dimagsudkan
dalam hal ini tidak lain adalah pola gerak organisasi dan berbagai pendekatan
manajerial yang dipergunakan untuk mencapai tujuan umum sekaligus menerapkan
missi organisasi. Oleh karenanya porsi terbesar dari perencanaan strategi
organisasi biasanya akan meliputi tidak hanya berbagai pendekatan yang telah
dilakukan saja tetapi juga praktek manajerial yang dinilai cukup baik untuk
terus di kembangkan.
Strategi organisasi yang terus menerus
“baru” atau sering mengalami perubahan menunjukan suatu tanda adanya
ketidakstabilan pihak manajer dalam mengalami keputusan. Ketidakstabilan dalam
mengambil keputusan. Ketidakstabilan dalam mengambil keputusan ini yang sering
kali menimbulkan kekacauan dan kebingungan bagi anggota organisasi. Itu
sebabnya mengapa perubahan mendasar dalam strategi organisasi hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada saat organisasi perusahaan
menghadapi konjungtur perekonomian yang drastis.
Lebih lanjut, dalam banyak hal, memang
penyusunan dan pemilihan alternatif strategi menghendaki adanya karakter yang
kuat dari seorag manajer untuk bertindak sebagai seorang intrepeneur. Dalam
artian bahwa seorang manajer dihadapkan pada situasi untuk memilih dari
berbagai alternatif strategi dengan konsekuensi resiko yang harus
ditanggungnya. Karakter yang uat sebagai seorang intrepeneur pada gilirannya
akan membantu banyak manajerdalam menentukan strategi yang cocok, menjaga atau
mempertahankan kapasitas organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan, dan
akhirnya mengarahkan organisasi untuk dapat menghasilkan sesuatu yang tepat
pada waktu yang tepat pula.
Langkah-Langkah
Penyusunan Perencanaan Strategis
1.
Penentuan Tujuan
Manajer atas memilih
tujuan strategis. Pemilihan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anut
manajer, disamping kekuatan dan kelemahan organisasi. Sedangkan tujuan itu
mencangkup pernyataan umum tentang misi,magsud dan tujuan organisasi.
2.
Analisa Lingkungan
Tujuan yang dipilih
harus disesuaikan faktor-faktor yang membatasi yaitu faktor ekstern dan faktor
internal ( kekuatan dan kelemahan perusahaan).
3.
Menetapkan ukuran
Tujuan spesifik dengan
ukuran tertentu dapat :
·
Memudahkan cara
mencapai
·
Menjadik pendorong
efektif
·
Membantu manajemen
bawah menyusun rencana
·
Memudahkan pengukuran
keberhasilan dan kegagalan
4.
Membuat rencana unit
Setelah manajer atas
secara tentatif merumuskan tujuan umum jangka panjang, maka manajer bawah
menentukan tujuan unit untuk menyumbangkan tercapainya tujuan umun.
5.
Pembandingan rencana
unit dengan rencana strategis
Apabila ada perbedaan
atau ketidakcocokan antara rencana/tujuan unit dengan tujuan dan rencana
strategis.
6.
Menutup perbedaan
Apabila ada perbedaan
antara tujuan unit dengan tujuan strategis harus diadakan penyesuaian.
7.
Memilih artenatif
Manajer mengadakan
inventarisasi berbagai alternatif yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan, dan
kemudian memilih salah satu alternatif yang terbaik.
8.
Implementasi rencana
Alternatif yang terbaik
akan menjadi rencana-rencana dan harus dirumuskan dengan jelas dan diperanci
menjadi rencana kegiatan operasional untuk dilaksanakan.
9.
Mengukur dan mengawasi
kemajuan
Untuk itu diperlukan :
·
Standar sebagai tolak
ukur untuk mengetahui kemajuan
·
Umpan balik dari
pelaksana untuk mengetahui hasil-hasilnya
·
Berdasar standar
melakukan penilaian terhadap hasil-hasil yang dicapai.
No comments:
Post a Comment